Neo
Image Hosted by agung

Yam's Leaf

Berita dari Taiwan

Dahulu kala, daun ketela atau daun ubi suka diibaratkan dengan makanan khusus untuk binatang ternak babi yang kerap ditemukan di peternakan di Taiwan, atau juga diibaratkan sebagai makanan bagi orang yang tak mampu.

Namun kini, harga daun ketela semakin lama semakin mahal. Kalau dulu harga daun ketela untuk per 600 gram adalah NT$20 hingga NT$30, namun kini telah naik hampir 5 kali lipat, yakni NT$100 per 600 gram. Nah, mungkin banyak yang ingin tahu mengapa harga daun ketela di Taiwan bisa naik sedemikian drastisnya, karena beberapa tahun terakhir ini pihak kedokteran menemukan khasiat yang sangat baik dari daun ketela. Daun ketela selain mengandung kadar serat yang tinggi, juga memiliki kadar vitamin A dua kali lebih banyak dibandingkan dengan sayuran hijau lainnya. Selain itu, juga berguna untuk pencegahan penyakit kanker, menurunkan tekanan darah dan juga untuk kesehatan manusia.

Nah, banyak orang yang tidak pernah memandang daun ketela yang tumbuh di pinggir-pinggir jalan, karena pohon ketela sendiri memang tidak memiliki daya tarik secara fisik. Namun setelah khalayak luas mengetahui lebih banyak manfaat dari daun ketela, khususnya dalam hal mencegah terjangkitnya kanker, maka harga daun ketela di pasaranpun semakin lama semakin tinggi. Ahli gizi ternama Taiwan, ibu Jing Hui-min pernah melakukan percobaan dengan mengkonsumsi daun ketela setiap hari. Didapati ternyata daun ketela tidak seperti bahan tepung lainnya yang mengandung unsur karbohidrat yang berlebihan. Kelebihan inilah yang membuat daun ketela bias mengurangi kemungkinan terjangkitnya penyakit kanker, dapat menurunkan tekanan darah.

Ahli gizi juga menyarankan agar daun ketela hanya perlu di masak dengan menggunakan sedikit minyak dari sari tumbuh-tumbuhan selama 30 detik dengan api yang besar, maka daun ketelapun bisa menjadi sayur teman makan anda yang nikmat dan bergizi. Oleh sebab itu, daun ketela yang asalnya dari tanaman kelas bawah, kini telah menjadi makanan yang digemari dan bergizi tinggi.

0 Comment: