Neo
Image Hosted by agung

Tentang Telo

Kata telo dalam bahasa jawa memiliki beberapa makna yang berbeda. Telo jendral, atau telo kaspo adalah nama lain dari ketela pohon. Telo gantung adalah nama lain dari pepaya yang masih mentah, sedangkan yang sudah matang dinamakan kates. Sedangkan telo pendem (gambar disamping), adalah ketela rambat atau sering disebut ubi jalar karena tumbuh dengan cara merambat di permukaan tanah.

Beberapa hari yang lalu, setelah makan siang aku lihat ada penjual telo godhog di pinggir jalan, aku beli beberapa potong untuk camilan. Hmm, ternyata telo godhog di Jakarta lumayan mahal, 500 rupiah/biji, padahal di jogja telo mentah sekitar 400-500 rupiah per-kg. Tapi harga telo di Jakarta masih kalah dibanding telo di puncak bogor, Ubi Cilembu, yang mahalnya minta ampun.

Saat ini, di tengah isu kelaparan, busung lapar, hilangnya BBM, kayaknya perlu juga untuk melongok lagi telo ini. Telo bisa menjadi alternatif sumber karbohidrat yang cukup baik, disertai budidaya, dan pengolahan yang mudah. Telo kaspo, ditanam hanya dengan menancapkan batang pohonnya sepanjang 20-30 cm (panjang penggaris di SD), hal ini yang -mungkin- mengilhami lagu Koes Plus “Tongkat kayu jadi tanaman…”. Sedang telo rambat cukup ditanam dengan menanam potongan pohonnya atau cuilan umbinya. Indonesia punya ribuan hektar tanah yang masih kosong, halaman-halaman rumah, lahan-lahan tidur, yang bisa dimanfaatkan.

Selain umbinya, daun telo -yang berbentuk seperti daun ganja- bisa dimasak menjadi sayuran dan menjadi sumber gizi. Kalau tidak punya kompor, batang pohonnya bisa digunakan sebagai kayu bakar. Jika produksi terlalu banyak, bisa dibuat jadi makanan lain, gethuk, gaplek, tepung tapioka, makanan-makanan tradisional. Kalau masih ada banyak lagi, bisa diawetkan dengan cara sederhana, kripikization, dibuat kripik!. Siapa sih orang indonesia yang tidak doyan keripik, apalagi dibikin kripik balado.

Ayo, kita Masyarakat-kan Telo dan kita Telo-kan Masyarakat. Ini lebih dari sekedar telo, ini super telo!

Filed under: Ngedumel — hericz

0 Comment: